Cokelat Yang Tak Cokelat

Sepertinya aku mulai dijangkiti syndrom yang aneh. Dan aku tidak menyadari mulai kapan syindrom tersebut menyerangku. Anehnya pula, aku sangat tidak keberatan dengan syndrom tersebut, bahkan ada rasa hm….entahlah tak bisa kuungkap dengan kata-kata saat ini. Lebay ah… Bukan apa-apa, aku tak bisa menemukan istilah yang tepat untuk menggambarkan apa yang kurasakan sedangkan di sisi lain, kenginan untuk nulis tiba-tiba saja membuncah begitu derasnya. Jadi daripada nulisnya terhambat hanya gara-gara mencari istilah yang tepat tadi, mending aku nyerocos eh lanjut nulis aja hehehe.

Aku sedang merada puluhan kilometer dari rumah, tepatnya berada di kampung halaman, untuk menghabiskan weekend bersama anak-anak dan keluarga. Malam tadi anak-anak ngajakin jalan ke pusat belanja yang jaraknya beberapa kilometer dari rumah orang tuaku. Alasan si sulung karena bosan berdiam diri di rumah terus. Anak-anak sudah menentukan tujuannya sedangkan aku sendiri seperti biasa, paling malas kalau disuruh keluar rumah. Akhirnya berangkat juga kami sesuai request anak-anak.
Pusat belanja yang katanya terbesar di kotaku sebenarnya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tempat-tempat belanja yang berada di sekitar rumah kami di Sidoarjo. Tapi lumayan juga item yang mereka jual. Ada pusat permainan dan pujasera juga. Jadi ketika mama belanja, anak-anak bisa menghabiskan waktu dengan bermain, sedangkan bapaknya bisa kongkow-kongkow di pujasera.
Aneka Compound Chocolate

Aneka Compound Chocolate

Saat anak-anak memilih cemilan kesukaan mereka, aku langsung menuju ke tempat bahan-bahan kue dan aneka loyang. Inilah yang di awal tulisan tadi kubilang syndrom yang aneh. Tiap kali ke toko, yang kutuju selalu dua hal itu; bahan-bahan kue dan aneka loyang. Just incase ada yang belum kumiliki di rumah. Untuk bahan kue, aku memang nyetok aneka bahan kue sehingga tiap kali aku ingin membuat kue apa saja, bahan-bahannya sudah tersedia di rumah. Loyang pun begitu, karena oven gas di rumah sekarang ukurannya lumayan besar, maka aku lebih bisa dengan leluasa mengalikan resepnya menjadi sekian resep dalam sekali pembuatan. Maka tak heran jika aku rajin mengoleksi aneka loyang.
Di pusat belanja yang kukunjungi tadi malam, aku menemukan compound chocolate aneka warna. Sebenarnya di rumah masih ada beberapa bungkus dengan warna pink, white dan dark chocolate dari merk Colatta. Tapi yang membuatku tertarik adalah warna orange. Aku udah ngebayangin untuk memadukannya dengan stok jeruk lemon di rumah dan menjadikannya sebuah brownies berwarna kuning dan bercita rasa lemon yang segar. Jarang-jarang kan ngelihat brownies berwarna kuning? Karena brownies coklat sudah terlalu mainstream deh hehehehe….
So ditunggu ya penampakan brownies lemonnya di blog ini.
***
Dian Widyaningtyas
For Fluffy Sensations
Sunday Afternoon, October 11th, 2015
Advertisement